Senja. Menoreh.
Ranting yang menerima angin. Malam yang menerima bintang.
Curahan rahmat mewujudkan kalimat.
Menerka memilih yang pantas tercipta.
Hanya syukurku yang memenuhi danau hati.
Membuncah menyingkirkan masalah.
Bak oase di padang ujian, melegakan dada meneduhkan raga.
Langit membiru menegaskan sedikit awan yang memutih.
Mengingatkan kuasa tanpa batas lukisan Sang Pencipta.
Lalu tiba-tiba malam penuh bintang,
sengaja disuguhkan sebagai bingkai perjalanan.
Skenario-Nya menunjukkan bukti janji dalam ayat-ayat suci.
Yang dikenalkan melalui intuisi, lalu pembuktian lewat mata kejadian. Subhanallah.
Bulir air mataku tak menetes. Namun mimpiku selalu memunculkan wajahmu.
Sangat dekat.. sangat dekat. Sedekat menunggu masa acc Penguasa.
Biarkan dalam doa kita berjumpa.
Meleleh, sunnah-Nya mengatur setiap detail kehidupanku.
Tak pernah salah, semua ada maksud dan tujuannya.
Bukankah kita memang dicipta untuk saling mengenal.
Bukankah kita diwajibkan saling menyebarkan kebaikan.
Semoga perkenalanku denganmu membawa ketaqwaan.
Mentari tak pernah sendiri.
Selalu ada ruang untuk mengantarkan sinarnya kepada manusia.
Tak peduli cahayanya yang dihalang keserkahan.
Ia tetap menyuguhkan warna-warna megahnya di fajar dan senja.
Begitu pun dengan toska, antara hijau dan biru.
Menjadikan cukup, serasi, lalu introspeksi.
Biar membumikan langit dan melangitkan bumi.
Menjaga hati dengan nurani.
Kutemu dirimu di selasar indah rumahku yang baru.
Kerendahan hatimu meneduhkanku.
Seperti mimpi yang kulihat dahulu saat masih belajar membaca.
Melekatkan profesi yang memang harus membawa nama illahi.
Doaku untukmu, atas ketaqwaanmu.
Dan semoga hidayah selalu membersamai langkahmu.
Toska yang ceria, menyemangati menginspirasi.
Tiada keluh pada rautmu, laksana anak-anak tak mengenal lelah.
Senja hari ini masih sama, sang surya memerah.
Mengajak mengingat bagaimana akan terbenam.
Mengajak mengingat bahwa dunia hanya numpang lewat.
Lalu tersedak kata-katamu siang tadi.
Memintaku membantu urusan akhirmu.
Entah hanya canda atau tak sengaja terucap.
Nampaknya perpisahan bukanlah istimewa.
Terasa sesak dadaku menahan sedan.
Akhirat mendekat.
Mengingatkan bahwa dunia hanya sementara.
Hanya sebentar, sebentar saja.