Rabu, 16 Maret 2016

Surat untuk Paman Capung



Selamat pagi paman capung
Lama tak kutemu sayap indahmu
Kemanakah pergimu hingga menyesakkanku

Paman, tanahku tak lagi hijau
Tak sesejuk seperti masa laluku
Kampungku pun tak riuh seperti dulu
Sebab tak ada lagi teriakan-teriakan anak-anak
yang bermain di pematang sawah

Paman, aku ingin mengabarkan
Bahwa negeri ini sudah kebakaran
Negeri ini digerogoti korupsi
Mendarah daging merobek hati
Banyak janji yang tak ditepati
Banyak pejabat yang berakhlak bejat
Mereka mendewakan uang
Menyulap proyek demi keuntungan

Aku tulis surat ini untuk sekedar mengungkapkan
Aku merindu perubahan
Aku merindu perbaikan
Sebab aku pun bisa mati kelaparan
Jika tiada lagi seorang penerang

Paman, mungkin engkau juga korban diskresi
Sebuah senjata punya mereka yang duduk di kursi
Aku sudah muak, Paman..
Melihat mereka membuat pemerintahan jadi permainan

Paman, kau tahu aku ini seorang pelayan
Hanya doa dan perindungan yang aku harapkan
Semoga selamat sampai akhirat
Hidup ini untuk apa sih
Jika bukan untuk menebar kasih
Kepada sesama manusia
Bukan untuk menilap uang negara.

Semangatlah teman seperjuangan
Semoga kita benar-benar menjadi pemimpin perubahan.


Bogor, 4 Maret 2016