Rabu, 21 Mei 2014

Teman dan Skenaro-Nya

Alhamdulillahirobbil'alamiin. Ribuan syukur harus sll aku panjatkan kehadirat-Mu Yaa Robb. Bener kata temenku hampir empat tahun lalu, "skenario-Nya itu indah". Akhirnya, selesai sudah kuliah S1-ku. Hari ini hari yang luar biasa, tak pernah terbayangkan sebelumnya. Rabu, 30 April 2014 adalah hari peringatan ulang tahun terbaik dalam hidupku selama ini. Ya, tak pernah menyangka, karena hari ini bertepatan dengan Yudisium Day alias hari yudisium S1 kami.
Bulan Mei 2010, aku hanya berharap dapat meraih 10 besar rangking kelulusan, tapi Allah Swt memberiku anugerah yang sangat luar biasa, aku dapat IPK paling beruntung. Biarpun seharusnya IPK itu bisa lebih tinggi, tapi aku sudah sangat bersyukur sebab untuk mengamalkan ilmu-ilmu yang sudah kudapat, aku pun tak begitu yakin dapat mengamalkan kesemuanya. Insya Allah harus selalu semangat, karena salah satu amal yang akan terus mengalir pahalanya adalah ilmu yang bermanfaat. Semoga kami dapat mengamalkan ilmu-ilmu itu.

Sobat, skenario indah-Nya itu sering tak terduga. Dari masuk kuliah yang cuma sendiri dari SMA, sampai sekarang banyak kenal teman dan orang-orang penting di fakultasku. Aku dulu jarang buanget ke kantin, kadang aku pulang ketika sela jam kuliah. Alhamdulillah 2 tahun lalu aku masuk magang di Lab Hukum FH UMY, kalo sela jam kuliah gak pernah pulang lagi, tapi magang saja. Itu artinya separoh waktuku kuliah di sini kuhabiskan di lab. Alhamdulillah gak semua temen beruntung bisa masuk lab. Satu hal yang gak pernah nyesel masuk Fakultas Hukum UMY adalah nilai-nilai Islam yang sering disisipkan ketika kuliah dulu. :)
Sobat blogger, dalam curhatanku kali ini aku mau kasih fotoku sama temen-temen terdekatku saat ini, tapi ada dua temen yang gak ikut foto ew (si mbak Elva sama si Syam). Tak pernah menyangka bisa akrab sama mereka. Mereka itu temen-temen yang hebat!
Paling kiri, itu si Asdi. Dia mau ndaftar Akpol tahun ini, cita-citanya dari dulu. Smoga sukses dia sukses. Panteslah jadi orang gedhe, semua kerjaan bisa dia lakuin kok, bisa dipercayalah. Jangan lupa sama temen-temen yo Min nek suk kw wis sukses!
Lanjut.. yang paling kanan itu si Faisal. Dia juga bakal jadi orang gedhe. Cerdaslah dia. Jarang terlihat belajar, tapi kalo udah lagi belajar, fokus banget dia. Pernah suatu waktu dulu ketika kami makan mie ayam di daerah Giwangan, cuma dari dengerin si Elva n si Syam tanya jawab saja, tanpa belajar dulu Faisal sudah bisa menjawab tanya jawab mereka dan jawabannya tepat! Kutunggu cerita-cerita kehidupanmu lagi, Sal!
Dan.. yang gak pake baju item-putih itu adalah si Ine. Awalnya aku cukup aneh dengan nama panggilannya itu, tapi ya memang sesuai dengan nama panjangnya, Septine YW, haha. Sebenarnya kami punya nama panggilan tersendiri buat si Ine ini. Eh, ada kode tersendirilah buat nyebutin namanya [baca: timnas]. Marah gak ya kalo sampai dia baca postinganku ini... wkwkwk.. Bicara ttg Ine, satu kata yang paling pas: salut! Menginspirasi banget dah keteguhannya itu.. I need you to built my religion.. :)
Terima kasih atas cerita-cerita, ilmu, pengalaman kalian selama ini. Semoga saja kita masih dapat akrab, dekat, seperti saudara lagi di masa depan kita nanti. 
Ada yang hampir lupa. Aku teringat dengan halaman motto skripsi si Asdi. Ini aku tulis dengan bahasaku sendiri.."Jalan hidup kita belum tentu yang tercepat, belum tentu pula yang termudah, tapi skenario Tuhan sudah pasti yang terbaik!"
Buat adik-adik maba dan adik angkatan yang lain, mantapkanlah pilihanmu masuk fakultas kita ini. Karena kita tak pernah tahu skenario indah-Nya di hari mendatang dan di masa depan kita.
Semakin tinggi mendaki, semakin kencang angin menyerang kita. Kuatkanlah iman kami Ya Allah. Semoga kami dapat bertemu di masa depan kami dan di syurga-Mu nanti.


Bantul, 30 April 2014, the great day of me

Selasa, 20 Mei 2014

Aku Tak Ingin Kalian Pergi!



Sajak Yudisium (Aku Tak Ingin Kalian Pergi)

Aku tak ingin kalian pergi!
Sepi, namun kulihat kalian berteriak-teriak, bercanda, masih sering mengejek.
Senyumku merekah.
Namun, aku masih kesepian.
Kupalingkan sejenak wajahku
Pipiku sudah basah.
Aku tak ingin kalian pergi!
Suasana malam itu kembali terlintas
Tatkala sebuah lagu Peterpan diubah lirik.
Di jambore itu.
Ketika kemudian kukenal sebuah seorang
Ketika kemudian ia tak lama sudah pergi.
“Teringat di saat kita tertawa bersama ...”
Aku tak ingin kalian pergi!
Biarpun mudah saja sementara
untuk kita dapat bersua.
Aku takut.
Aku takut nanti kita tak sedekat hari ini.
      Aku tak ingin kalian pergi!
Ini April. Sebentar lagi Ramadhan.
Akankah sama seperti tahun-tahun lalu
Ketika kita sejenak melupakan kita
Ketika semua pergi, tapi untuk sejenak saja.
Aku tak ingin kalian pergi!
Sebab setelah Juni, tiada lagi jaminan
Urusan kalian sudah selesai.
Akankah menjadi kisah
Cerita empat tahun kita penuh warna
Empat tahun kita yang tak biasa.
Andai aku seorang pematung
Maka pasti kubuatkan Tugu Jogja untuk kalian.
Ah, aku tak ingin kalian pergi!
Sandingkanlah gambar wajahmu ketika itu
Saat masa ta’aruf, saat kita belum mengenal kita
Tentu sangat berbeda dengan wajahmu kini.
Aku tahu perubahan kalian
Ketika kalian masih sering menengok neraka
Sampai kalian tak pernah lupa sholat dhuha.
Aku tak ingin kalian pergi!
Terima kasih untuk selama ini
Terima kasih atas keakraban yang pasti
Terima kasih atas persahabatan yang semoga abadi.
Aku tak ingin kalian pergi!
Biarpun kalian pasti akan pergi.
Selamat berjuang, Kawan!
Selamat berlayar mengembangkan sayap Garuda.
Negeri yang sangat indah ini butuh kalian
Negeri amat mempesona ini sangat butuh kalian.
Tapi sekarang, aku tak ingin kalian pergi!
Akankah nanti
Ketika sawah tak lagi hijau
Ketika tanah sudah berganti beton
Ketika sudah duduk di kursi empuk
Ketika sudah dipanggil ‘bos’
Kita masih mengenal kita?
Kita masih saling bercanda?
Aku tak ingin kalian pergi!
Sudah terlalu dekat.
Sedekat saudara yang ketika sakit ikut merasa.
Sudah terlalu tahu
Tentang semua baik buruk pikiran dan keinginan.
Sudah terlalu tak mau menjauhi lagi
Kita atas diri kita.
Aku tak ingin kalian pergi!
Pasti akan kubuat lagi sebuah kalimat
“Andai kau ada di sini ...”
Berulang dan selalu berulang.
Di tempat yang sama. Di tempat yang berbeda.
Di masa depan dan sekarang.
Biarkan kesejukan ini tetap ada.
Biarkan semilir angin ini menyapa kita.
Biarkan kesepianku, tetap ada kalian!
Biarkan tertawa kita selalu ada.
Aku tak ingin kalian pergi!
Atau pergilah. Tapi kembali.
Aku minta pasti kembali.
Biar sekedar mengunjungi kotaku.
Biar kita kembali erat
Seperti hari ini.
Ingat, empat tahun kita penuh tawa.
Kalian tak kan hilang
Selalu ada dalam senja, sabit, purnama, fajar, gunung, dan laut yang indah.
Aku tak ingin kalian pergi!
Izinkan lebih lama lagi aku dan kalian di sini. Di rumah kita ini.
Hari ini kita berkumpul
Hari ini istimewa buat kita
Hari ini cita-cita bapak-ibu kita.
Yang dulu tak mungkin jadi mungkin
Yang dulu ragu-ragu hari ini jadi pasti.
Hari ini kita yudisium!
Aku tak ingin kalian pergi!
Sejenak saja. Aku ingin menatap kalian.
Kita sudah sarjana, Kawan!
Tetangga-tetangga kita bangga
Pundak kita pun harus jadi baja.
Mari eratkan tangan kita, Kawan
Mari kokohkan impian kita, Kawan.
Nusantara kita sudah merindu jaya.
Aku tak ingin kalian pergi!
Tak usah kalian buru-buru pulang
Biar sebentar kota ini menuliskan nama kalian.
Atas perjuangan, atas kekaguman,
atas kerinduan untuk kalian kembali datang.
Aku tak ingin kalian pergi!
Pulanglah selalu ke kota ini. Kota almamater kita ini.
Jadilah kita sebagai pemeran
Bukan penonton negeri kita.
Kita rangkai negeri kita. Kita hias negeri kita.
Aku yakin kita bisa!
Keyakinan dan kejujuran itu utama.
Aku tak ingin kalian pergi!
Tapi mari kita berlari
Kencang tiada berhenti.
Biar kita bisa menjemput aurora.
Biar rumah kita bangga.

Yogyakarta, Ahad 27 April 2014
Untuk Yudisium Day
Rabu, 30 April 2014

Kurnia Siwi Hastuti
Masih ingatkah dulu saat mataf
Saat Sang Surya masih asing bagiku
Kini kita dapat duduk berdampingan kembali.