Jumat, 11 November 2016

Berbisik Rindu

Dapat kurasa dingin angin yang dibawa hujan tadi.
Meski jendela menjadi perantara, tak hilang degup yang dibawa.
Makin teraba, dalam dada yang merintih perih.
Makin terdengar, pada dunia yang tercipta tiba-tiba.

Siang bersama daun, dahan, dan merah putih yang meliuk pelan.
Mengiring saliva yang tertahan yang tak jua tertelan.
Sendiri menunggumu pergi, perlahan.

Masih sesak napasku, menemani mataku yang memerah.
Tahukah mengapa aku di sini. Diam, namun berkeliaran.
Aku tak ingin engkau pergi.
Biarkan di sini.

Ah, aku tak pernah suka dengan 'perpisahan'.
Memuakkan, menyebalkan.
Mengertikah bahwa semuanya berarti?


Aku kembali sendiri.


Mendung bergelantungan.
Pepohonan seakan mengintai.
Membisiki nasihat-nasihat kecil.
Membuat pendengaranku semakin riuh.

Pergimu belum tentu,
tapi aku sudah rindu.

Cerita-cerita masih terdengar jelas dalam ingatan.
Pesan, himbauan, dan saranmu masih tersimpan.
Dan masih banyak yang ingin kutanyakan.
Sebelum petang berganti malam.

Mataku masih basah.
Keras kucoba sembunyi, agar orang-orang tak tahu.
Begini saja, sebab percayaku sudah untukmu.
Terima kasih kuucapkan.