Jumat, 01 Januari 2016

Penerang

Hampir purnama, kulihat bulan semburat kuning
Berteman bintang meminang malam
Luas, lega, ketika kuhirup udara
Seakan baru menemui rindu
Sudah lama terlupa
Aura yang menggetarkan dada
Yang dulu melelehkan air mata


Ranting mendayu-dayu, dahan menari-nari
Mengajak kembali memahami hati
Menggandeng lidah mengucap kisah
Bahwa hidup hanya menumpang lelah
Sebab dengan itu kita menanti
Tempat istirahat yang akan abadi


Sebuah pesan untukku
Agar malamku merenungi, namun sudah pagi menyambangi
Teduh, merinding.. tergetar!
Sebuah nasehat untuk akhiratku
Dari seorang penegak keadilan
Di sela waktunya yang tak lapang
Tak kusangka akan sedekat ini
Sebab kita telah bicara dengan hati


Bahwa di hari nanti, tak semua akan berjumpa
Teman-teman dunia hanya cerita
Sebab mungkin beda cara pandang mereka
Tentang sementaranya dunia dan kekalnya agama
Lalu tanyakanlah kepada Sang Pencipta
Di mana sahabat-sahabat mukmin tercinta
Biar bersama di syurga sana
'Semoga dikau juga mengingatku di sana'


Seorang yang tak asing namun tiada kutemu dalam ingatanku
Terima kasih untukmu, semoga nanti kita bertemu
Untuk saling melindungi, di alam yang abadi


Kuasku sudah udzur, tak sebagus lagi warna pelangi
Namun tiada tertutupi betapa girangnya hati
Begitu banyak sketsa dalam bayangan
Menggores-gores kertas dalam pemikiran
Mewarna gambar impian masa depan
Tentang asa, tentang pertemuan
Berharap banyak pertemanan, dengan saudara seiman


Jadilah bintang di antara hujan
Memunculkan temaram dalam kegelapan
Jangan lelah meski susah
Tetaplah istiqomah
Berjuang menerang keadilan
Sebab syariah harus dimenangkan


Kakakku, semoga malam-malammu sibuk dengan doamu
Agar putusanmu menyelamatkanmu
Sebab dunia hanya sesaat, akhirat semakin dekat


Terima kasih atas perjumpaan
Semoga tak sekedar bersua
Biarkan ia menjadi makna
Maafkan jika banyak pengharapan
Sebab aku butuh penerang
Agar jalan setapakku tak berlubang


Riak sungai progo, antara Sleman dan Kulon Progo, 30 Desember 2015

Tidak ada komentar: