Jumat, 23 Februari 2018

Sebait Maaf

Senja memudar mengantarkan malam.
Namun khilaf pagi tadi masih mengganjal.
Membebani hati dan pikiran.
Meski maaf telah kusampaikan.

Kakak, tak bermaksud kumenyakiti.
Meski sakit selalu kau alami.
Air mataku masih kutahan.
Menunggu waktu tuk dilimpahkan.
Izinkan ragaku memelukmu.
Agar kau tahu penyesalanku.
Sebab memang lidah tak bertulang.
Mudah saja cerita berulang.
Meski larangan berkali kau ingatkan.


Fajar sebentar lagi datang.
Berharap hati yang lapang memaafkan.
Karena aku tak sanggup memikul beban.
Pada akhiratku yang panjang.


Kakak, jangan lelah mengajariku kepribadian.
Mohon berjalan beriringan bergandengan.
Biar menjadi lurus perjuangan.
Pada kehidupan yang sebentar.


Air-air hujan berdenting membuat melodi pagi.
Mengantar kesejukan pembersih hati.
Malaikat-malaikatNya siap mencatat penyesalan diri.
Namun ayat-ayatNya tak dapat kuhayati!


Aku masih berharap kita berkawan.
Pada kekekalan akhirat yang menawan.