Aku bingung mau menuliskan dimana lagi, tempat jejaring sosial yang bebas kutulisi tanpa engkau tahu tulisanku. Ya, karena tulisanmu terlalu membuatku rindu. Jauh, tapi terasa dekat. Lama tak berjumapa, tapi terasa setiap hari bersua. Engkau, yang selalu jatuh cinta pada senarai jingga yang terlukis di atap gunung.
Hari ini aku menemukanmu. Bukan sekedar tulisan, tapi wujud ragamu. Seperti biasa pada hari-hariku kini, bertemu teman lama adalah hal yang langka bagiku. Seakan ribuan pertanyaan siap kulayangkan pada teman-teman lama, namun lagi-lagi sama, tak sempat bertanya.
Hari ini masih sama, kulihat engkau makin sederhana. Rendah hatimu makin menjadi, makin menginspirasi.
"Wes pirang taun ra ketemu?"
"Ha? sopo sik ultah?"
"Wis pirang tahun terakhir ketemu?"
Karena seakan belum lama kita berjumpa. Chat-chat itu masih ada. Padahal memang sudah lama kita tak berjumpa. Sudah lama pula aku tak curi-curi kepo'in blogmu. Lama.
Buka bersama tahun lalu bukan, tahun sbelumnya juga buka, hanya via sms. Mungkin terakhir ketemu saat kau sakit DB di awal masa kuliah dulu. lama sekali.
Hari ini hanya sebentar. Dua jam lebih sedikit, tak lebih dari tiga puluh kalimat.
Hanya sebentar buat menghadiri akad nikah teman sekelas SMP, asti. Alhamdulillah aku bersyukur masih bisa bertemu kalian. Sebab ini suatu pertemuan yang sangat jarang.
Hari ini kupikir kita bisa melayat bersama, ke teman yang juga menginspirasi. Si kecil cabe rawit. Teman sekolahku SMP-SMA yang luar biasa. Kuat hati dan fisiknya. Rasanya belum lama kubaca smsnya dulu, ketika ia sedang 'tandur' menemani ibunya. Tak ada dulu anak sekolah menegah yang masih mau ikut 'tandur'. Kini ibunya tiada. Semoga ia segera bahagia. Segera menemukan keluarga yang membuatnya bahagia.
Sore berganti malam. malam berganti pagi. Pagiku kini tak bermanfaat seperti hari kemarin. Kucari-cari sesuatu yang mungkin masih bisa menyemangatiku. Tak ada. Jingga fajar sudah lewat. Lalu aku merindu laut, yang entah mengapa laut itu menenangkan. Aku pun jadi ingin meratau, biar bisa kutemui laut setiap waktu.
Lalu siang ini, kuingat engkau lagi. Gunung, rasanya ia sudah menungguku. Gunung ciptaan Maha Pencipta. Alam yang sering kurindu untuk mendekat kepada-Nya. Alam yang sering kembali menyemangatiku, seperti motivasimu.
Pertanyaan pun muncul lagi, ingin tahu kabarmu, cerita-ceritamu, hidupmu Kawan. Saat kubuat postingan ini, blogmu masih sama, sepertinya belum ada yang kautulis lagi. Katanya sekarang lanjut S2, kutunggu kau jadi profesor ya, semoga mudah semuanya.
Kita bertetangga, datanglah ke rumahku mumpung aku masih di sini.
Betakan, 26 Juli 2015/ 10 Syawal 1436 H.
Besar harapku, semoga besok kita bisa meminang jingga bersama, di puncak sana, tempat yang kau suka.
Aku ingin melukis senarai jingga, namun bersama gemintang dan tulisan-tulisan cerita hidupku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar