Masih teringat jelas lagu Surga-Mu tujuh tahun lalu saat dinyanyikan
para peserta lomba nasyid dalam MTQ di SMEA Muhammadiyah Ngentak. Suasananya masih terekam jelas
Akhirat terasa dekat.. terasa sangat dekat..
"Labaik Allahumma labaik.. Labaikkala syarika lakalabbaik.. innal hamda wani'mata laka walmulk la syarikalak.."
Pelan-pelan namun kontinyu suara-suara itu terdengar. Menyambut calon jamaah haji yang memasuki masjid agung kabupatenku pagi ini. Subhanallah walhamdulillah walailaha illallah wallahu akbar, ratusan pengantar ikut terhanyut dengan nada-nada penyambutan itu. Dan saat itu pula adalah pertemuan terakhir dengan sanak-saudara yang akan berangkat haji. Setelah itu, semua harus dipasrahkan kepada Allah, Tuhan Sang Penentu Maha Depan. Teriring doa semoga semua sehat selamat lancar sukses beribadah dan mabrur serta selamat kembali ke tanah air.
Assalamu'alaikum Sobat Blogger. Kaifa khaluk? He he he
Saya tidak akan bercerita tentang haji dalam postingan ini, karena juga belum pernah haji. Saya hanya akan mengajak Sobat semua untuk sejenak merenungkan hidup bahwa akhirat itu sangat dekat. Tak perlu takut, karena seharusnya kita mempersiapkannya. Karena memang dunia itu hanya sementara.
"Innashsholati wanusuki wamahyaya wamammati lillahi robbil 'alamin." Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah.
Itulah ayat Al-Qur'an yang mengajarkan kepada kita apa hakikat hidup sebenarnya. Kita diciptakan Allah tak lain bertujuan agar kita selalu beribadah kepada-Nya, bermacam ibadah, termasuk kewajiban memakmurkan bumi serta juga mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Ketika akhirat terasa dekat, bukankah kita akan lebih dekat dengan Allah, memasrahkan semuanya kepada Allah. Ketika Islam muncul dalam hari-hari kita, bukankah hanya rasa nyaman yang hadir, nyaman menikmati setiap waktu-waktu pemberian-Nya.
Akhirat terasa dekat ketika peristiwa-peristiwa dimunculkan dalam perjalanan kehidupan kita, baik itu peristiwa menyenangkan maupun menyedihkan. Karena kita tak tahu mana peristiwa yang lebih baik untuk kita di mata Allah.
Kita renungkan sama-sama ketika ada kematian. Semua orang bersedih. Semua orang ingat akhirat. Ketika ada pula kain penutup keranda yang bertuliskan "SAIKI AKU, SESUK KOWE", semua orang pun berpikir kapan giliran kita menyusulnya.
Ketika sekarang banyak anak muda yang update tulisan "Kapan kamu ke sini?" dengan background pemandangan indah di atas gunung atau tempat-tempat wisata lainnya, sudahkah kita sempat berpikir "Kapan kamu ke sini?" dengan latar belakang gambar kuburan.
Lalu ketika mereka posting "Kalian dapat salam dari xxxx mdpl", sudahkah kita sejenak berpikir "kalian dapat salam dari 2 meter di bawah tanah?"
Pemuda yang selalu beribadah kepada Allah adalah salah satu dari tujuh golongan yang akan mendapat naungan-Nya di hari yang tidak ada naungan.
Semoga kita tak pernah lupa. Semoga setiap detik kita diridhoi-Nya.
Sobat, mari kita renungkan lagi ketika kita mengikuti pengajian. Teduh. Nyaman. Adem, ayem. Hati kita tenang. Mengingatkan kembali siapa kita dan untuk apa hidup kita. Mengingatkan kembali pedoman hidup kita. Menemukan teman-teman yang baik yang mungkin bisa abadi sampai akhirat. Menggetarkan jiwa kita ketika ayat-ayat-Nya dibacakan. Mengajari kita untuk tak lupa akhirat. Menyenangkan.
Lalu, nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan, ketika kita saat ini mempunyai teman-teman yang dlam setiap pembicaraannya selalu ada agama. Subhanallah.. Alhamdulillah...
Pengalaman ikut MTQ meskipun hanya penggembira pun merupakan nikmat Allah yang luar biasa untukku. Auranya, suasananya, ketentramannya begitu kurindu...
Dan dari akar rumputlah seharusnya kita berbuat. Berbuat sebisa kita. Berbuat sekuat kita. Berbuat untuk agama kita. Mengabdi kepada-Nya.
Setidaknya ada 3 (tiga) panggilan Allah untuk manusia: panggilan adzan, panggilan haji, dan panggilan mati. Yuuk sebelum panggilan yang ke-3, kita harus menyiapkan bekal sebanyak-banyaknya.
"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan [mengikuti Al-Quran dan Sunnah Nabi], menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." Q.S. Ali Imran : 104
Catatanku pagi ini tak lebih baik dari puisi
Tanda bacanya kacau, diksinya mati
Namun bukan itu yang kan kuberi
Melainkan hanya sekedar pengingat hati yang sunyi
Untuk sejenak kembali mengingat Illahi
Panggilan, tak lama akan menghilang
Mumpung masih berkesempatan
Mari kita tunaikan
Sebisa kita sekuat keyakinan
Bergandeng tangan rapatkan barisan
Akhirat itu dekat, tak menunggu sempat
Bukan jatah kita untuk menggugat
Jika kita pun tak pernah berbuat
Untuk mencipta masyarakat
Yuuk mumpung qolqolah belum musnah
Mumpung simbah masih marah-marah
ketika wayah malas sekolah
Mumpung masih ada ustadz-ustadzah
yang mau bermandi ludah
Karena Quran itu menenteramkan
Laksana pelita dalam kegelapan
Dan semua urusan
hanya kepada-Nya kita kembalikan
Sleman, 29 Agustus 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar