Sudah menjadi ketetapan bahwa umur, rejeki, dan jodoh setiap manusia merupakan hak prerogatif Tuhan Yang Maha Pencipta. Terserah Allah Swt yang mengatur sampai kapan hidup kita, sampai sekaya apa kita, sampai secantik/seganteng apa jodoh kita.
Bahagia atau Sengsara?
Kita tak pernah tahu umur kita berapa lama. Tapi kita setidaknya harus menikmati jatah umur kita sehari-hari. Misal kita bekerja dari jam setengah 8 sampai jam 5. Jika waktu bekerja itu kita anggap waktu yang sengsara alias kurang membahagiakan, maka nikmatilah sisa waktumu dari jam 6 petang sampai jam 6 esok harinya untuk bahagia.
Apa sih 'bahagia' itu? Bahagia adalah ketika kita mampu menjadi diri sendiri, senang melakukan apa yang sedang kita kerjakan, apa yang sedang kita pikirkan. Bahagia itu ekuivalen dengan kemenangan. Kemenangan itu akan ada saat diri kita memenangkan hati atas segala yang terjadi pada setiap waktu yang beranjak.
Ketika kita sedang memasuki dunia atau tempat atau apapun yang belum jelas benar tidaknya, bahagia tidaknya, alias 'abu-abu', maka yang perlu kita lakukan hanyalah banyak-banyak mengingat-Nya. Cukup itu saja. Semoga jika jalan itu adalah yang terbaik untuk hidup kita di akhirat, maka semoga Allah memudahkan kita menyesuaikan dan mengembangkan diri di situ, akan tetapi apabila jalan itu merupakan jalan sesat, yang menyesatkan akhirat kita, maka semoga Allah segera memberi kita petunjuk dan kekuatan untuk segera mampu melangkah pergi meninggalkan jalan itu dan segera dapat berjalan di jalan yang baik & benar untuk akhirat kita, aamiin. Semoga saja kita segera keluar dari zona abu-abu, dan memasuki putih yang menentramkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar