Minggu, 08 Maret 2015

Temanku, Si Anggrek Bulan

Selamat petang paman garengpung.
Nyanyianmu membawaku kepada selembar kertas.
Sudah menjadi buram, masih tanpa goresan.
Terdengar melengking. Sebentar saja.
Memaksa mengingatnya. Teman lama yang kini berjaya.
Kutulis saja nada-nadamu untuknya.
Pada kertas lawas itu.
Mungkin akan kuterima lagi pesan darinya.

Tiba-tiba datang tanpa kabar.
Namun jiwaku sudah melahirkan sinyalnya.
Seakan kita punya radar neptunus.
Tidak, tapi radar sirius, si bintang paling terang.

Akankah terus ada sampai kita tua.
Akankah memang ada radar itu pada jiwamu juga.
Semoga kita menjadi saudara.
Yang terus terbang bersama meski bawaan kita berbeda.
Yang terus segaris untuk saling bersapa bersua.
Yang rindu ini dapat menemukanmu lagi.
Temanku, si anggrek bulan.
Semoga engkau baik-baik saja. Seterusnya.

Masih bulan sabit, Selasa, 24 Februari 2014

Tidak ada komentar: