Beribu tirai berjuntai.
Beribu sang penantang malam.
Beribu syahwat tak sanggup dikekang.
Beribu dosa menjadi kerak.
Mereka menggelar kanvas.
Menodai dengan cat.
Mereka gulung kanvas dan membuangnya di atas
tinja.
Mengganti dengan yang baru, warna yang baru.
Terdengar keluh para juru sita di pengadilan
agama.
“Terlalu banyak alamat.” Kata mereka.
Malam begitu gerimis.
Menyesakkan hati yang menipis.
Adakah bintang di antara hujan.
Menyinari jiwa mereka yang bungkam.
Biar menggeliat.
Menggantikan aura yang gelap.
Dunia hanyalah hari-hari.
Tinggallah menunggu waktu yang ‘kan berhenti.
Tiadakah kau ingin ke Firdaus, tempat orang-orang
mulia?
Tiadakah kau ingin bahagia
Dalam mimpi dunia dan nyata akhirat sana.
Elegi memendar.
Menghantui kalian yang datang.
Sekokoh apa keyakinanmu.
Tuk tak hanya di bibir saja.
Ataukah biar saja mengantre di daftar tunggu.
Biar pengadilan makin kaya.
Masih bisakah kau dengar keluh kalbu yang tak
ingin membiru.
Tapi yang kau dengar hanya air yang beriak di
belakang cadikmu.
Karena kau membeku bersama hujan yang
menghanyutkanmu.
November 2009
TUGAS BHS INDONESIA
SMAN 1 GODEAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar