Minggu, 16 Juni 2013

GERAKAN PEMBAHARUAN ISLAM TURKI

Pembaharua Islam di Turki terbagi menjadi, berberapa fase, yakni masa Sultan Mahmud II, Tanzimah, zaman Usmani Muda, zaman Turki Muda, dan masa Mustafa Kemal. Di samping itu ada tiga aliran yang berkembang dalam pembaharuan Islam di Turki, yakni Barat (modern), Islam, dan Nasionalis.


I.       SULTAN MAHMUD II
Pembaharuan di Kerajaan Turki Usmani abad ke-19 dipelopori Sultan Mahmud II. Sultan ini secara radikal memulai gerakannya merombak struktur pengelolaan kenegaraan antara eksekutif dan yudikatif. Di bidang hukum, ia memilih antara urusan hukum Islam dan hukum Barat (sekuler). Selain pembaharuan di bidang militer, ia juga merubah kurikulum pendidikan menjadi lebih sesuai dengan materi-materi bacaan dari Barat. Banyak pelajar yang atas perintahnya dikirim untuk belajar ilmu pengetahuan dan teknologi ke Eropa.
Di awal kesultanannya ia disibukkan dengan perang dengan Rusia dan menundukkan daerah yang punya otonomi besar. Tahun 1826 ia membentuk korp tentara baru yang diasuh pelatih-pelatih yang dikirim Muhammad Ali Pasya dari Mesir dan menjauhi pemakaian pelatih Eropa atau Kristen. Perwira tinggi Yeniseri setuju pembentukan korp baru itu, tetapi perwira bawahan menolak. Dengan mendapat restu dari Mufti Besar Kerajaan Usmani, Sultan memerintahkan menyerang Yeniseri. Akhirnya sekitar seribu Yeniseri mati terbunuh. Tempat-tempat berkumpul dihancurkan dan penyokong dari golongan sipil ditangkap. Tarekat Bektasyi, sebagai tarekat yang banyak mempunyai anggota dari kalangan Yeniseri dibubarkan. Kemudian Yeniseri dihapuskan. Dengan hilangnya Yeniseri, golongan ulama yang anti pembaharuan menjadi lemah kekuatannya. Perubahan-perubahan yang dilakukan Sultan Mahmud II:
1.      Tradisi aristokrasi, yang menganggap sultan tidak pantas bergaul dengan rakyat, dilanggar. Ia mengambil sikap demikratis dengan selalu muncul untuk berbicara atau menggunting pita pada upacara resmi dan membiasakan menteri dan pembesar Negara lainnya untuk duduk bersama jika datang menghadap. Pakaian pembesar ditukar yang lebih sederhana. Tanda-tanda kebesaran hilang. Meganjurkan rakyat menukar pakaian tradisional dengan pakaian Barat sehingga menghilangkan perbedaan status sosial pada pakaian tradisional.
2.      Kekuasaan Pasya atau Gubernur untuk menjatuhkan hukuman mati dengan isyarat tangan  ia hapuskan. Hukuman bunuh hanya dikeluarkan oleh hakim. Penyitaan Negara terhadap harta orang yang dibuang atau dihukum mati juga ditiadakan. Kekuasaan kepala feudal untuk mengangkat pengganti sekehendak hati dihapuskan.
3.      Menghapuskan kedudukan Sadrazam (wakil Sultan untuk urusan pemerintahan) dengan mengadakan jabatan Perdana Menteri yang membawahi Menteri-menteri untuk Dalam Negeri, Luar Negeri, Keuangan, dan Pendidikan. Departemennya bersifat semi otonom. PM menghubungkan para Menteri dengan Sultan.
4.      Kekuasaan judikatif yang semula berada di tangan Sadrazam dipindahkan ke tangan Syaikh Al-Islam (wakil Sultan untuk urusan keagamaan). Di samping hukum syari’at diadakan juga hukum sekuler. Yang di bawah Syaikh Al-Islam hanya hukum syari’at. Hukum sekuler diserahkan kepada Dewan Perancang Hukum. Tahun 1838 dikeluarkan ketentuan tentang kewajiban hakim dan pegawai Negara dan prosedur jika melalaikan kewajibannya, juga hukum terhadap perbuatan korupsi.
5.      Memerintahkan supaya anak sampai umur dewasa tidak dihalangi masuk madrasah. Merubah kurikulum madrasah dengan menambahkan pengetahuan-pengetahuan umum di dalamnya. Mendirikan sekolah pengetahuan umum, Mekteb-i Ma’arif (Sekolah Pengetahuan Umum) dan mekteb-i Ulum-u Edebiye (sekolah Sastra) dimana siswa-siswa berasal dari madrasah bermutu tinggi dan diajarkan bahasa Prancis, ilmu bumi, ilmu ukur, sejarah, ilmu politik di dalam pelajarannya. Selanjutnya mendirikan Sekolah Militer, Sekolah Teknik, Sekolah Kedokteran, dan Pembedahan. Mengirim siswa sekolah ke Eropa, yang setelah kembali membawa pengaruh ide-ide baru di Kerajaan Usmani.

II.    TANZIMAT
Tanzimat diadakan sebagai kelanjutan usaha-usaha yang dijalankan Sultan Mahmud II. Tanzimat berasal dari Bahasa arab yang berarti mengatur, menyusun, memperbaiki. Di zaman ini diadakan banyak peraturan dan undang-undang baru. Tokoh utama pembaharuan zaman Tanzimat adalah Mustafa Rasyid Pasya. Ia lahir di Istambul tahun 1800 dan mulanya mengikuti pendidikan di madrasah. Kemudian ia menjadi pegawai pemerintah. Tahun 1834 dikirim sebagai Duta Besar di Paris sehingga menguasai bahasa Prancis dan mengenal ide-ide baru yang dilahirkan Revolusi Prancis. Ia juga menjadi Duta Besar di Negara-negara lain. Lalu diangkat menjadi Menteri Luar Negeri di tahun 1839 dan selanjutnya menjadi Perdana Menteri. Menurut pendapatnya, kemajuan Eropa dihasilkan oleh kemajuan iptek, juga toleransi beragama dan kemampuan orang Eropa melepaskan diri dari ikatan-ikatan agama. Antara peradaban Eroba lama dan baru ada hubungan yang tidak terputus.
Selain Mustafa Rasyid Pasya (1800—M) dan Mustafa Sami, Shadiq Rif’at (1807—M) merupakan figur terkemuka yang menyerukan perlunya jaminan hak-hak asasi bagi warga negara di samping keharusan pemerintah untuk bersikap demokratis dan tidak korupi agar tercipta kemakmuran dan kemajuan.

III.       USMANI MUDA
Ide-ide pembaharuan Tanzimat selanjutnya diusung oleh gerakan Usmani Muda yang kritis terhadap absolutisme kekuasaan kerajaan Turki dengan tokohnya: Ziya Pasya (1825—M) dan Namik Kemal (1840-1888 M). Gerakan pada puncaknya bermaksud menumbangkan kekuasaan Sultan Abdul Hamid yang berakhir kegagalan. Sebab-sebab kegagalannya antara lain:
1.      Ide yang diusungnya tidak sepenuhnya terpahami oleh kalangan istana;
2.      Gerakannya tidak memiliki asas dukungan yang cukup dari kalangan menengah yang bisa menjembataninya berhubungan dengan kalangan lapisan bawah. Jadi cenderung bersifat elitis dan eksklusif;
3.      Tidak adanya kekuatan yang cukup untuk menandingi pilar-pilar kekuasaan Sultan.

IV.       TURKI MUDA
Dengan semakin absolutnya kediktatoran Sultan, memicu munculnya kaum oposan dari beragam kalangan. Salah satunya adalah gerakan Turki Muda di bawah kepemimpinan Ahmed Riza, Mehmed Murad dan Pangeran Sihabuddin. Dari ketiga tokoh yang telah akrab bersentuhan dengan ide-ide Barat ini lahir ide-ide rekonstruksi Turki menjadi negara konstitusional dengan struktur yang terdesentralisasi. Jalur pendidikan tetap menjadi prioritas sebagai instrumen perubahan yang vital. Pemuka Turki Muda tersebut kemudian bergabung bersama kalangan militer dan elemen lainnya dalam kelompok Persatuan dan Kemajuan (Ittihad ve Terekki) yang menginisiasi pemberontakan tahun 1908 M.
Sultan Abdul Hamid akhirnya menerima tuntutan untuk mengadakan pemilu untuk membentuk parlemen yang kemudian diketuai oleh Ahmed Riza. Peristiwa politik tersebut mempengaruhi stabilitas negara, dengan tanpa dukungan dari kelompok ulama konservatif dan tarekat Bektasyi yang berpengaruh, maka Sultan Mehmed V akhirnya naik ke tampuk kekuasaan. Pemilu selanjutnya diadakan kembali tahun 1912 M yang dimenangkan oleh kelompok Ittihad ve Terekki. Kekuasaan selanjutnya dipegang oleh wakil dari kalangan militer di bawah Enver Pasya, Jemal Pasya, dan Talat Pasya. Modernisasi Turki berlangsung kembali di segala aspeknya.

V.          TIGA ALIRAN PEMBAHARUAN
Dari sejarah pembaharuan Turki selanjutnya didapati tiga orientasi gerakan yang berbeda:
1.      Tradisionalis, yang kukuh dengan ide Islamisme dan perlu tegaknya pemerintahan Islam. Tokoh utamanya adalah Mehmed Akif (1870-1938 M),
2.      Nasionalis, yang mengembangkan ide pan-Turkisme yang bercita-cita tegaknya negara Turki yang memiliki identitas kultural otentik yang khas dan berbeda dari masyarakat lainnya. Tokoh sayap gerakan ini adalah Zia Gokalp (1875-1924 M),
3.       “Modernis”, yang bereaksi terhadap kelompok tradisionalis dengan mengusung Islam rasional yang akrab dengan ide-ide Barat. Mereka menyerukan perlunya masyarakat Turki mengambil pola Barat bagi kemajuan negerinya.
Dalam banyak hal ketiga aliran ini memiliki perbedaan pandangan yang khas. Dalam soal institusi kenegaraan misalnya, kaum tradisionalis melihat perlunya negara Islam yang menerapkan hukum-hukum Tuhan. Kaum modernis justru menganjurkan pemisahan antara agama dan negara. Sementara kaum nasionalis lebih melihat pada urgensitas langkah yang dapat mereduksi peran mahkamah syari’ah di bawah Syaikh al-Islam yang terlampau berlebihan.
Dalam bidang ekonomi, kaum modernis menganjurkan adopsi sistem kapitalisme dan liberalisme yang dikecam oleh kaum tradisionalis sebagai sistem yang sama buruknya dengan sosialisme dan komunisme. Khusus terkait bunga bank, kaum nasionalis tidak sepakat dengan kaum tradisionalis tentang keharamannya. Menurut mereka, yang diharamkan oleh al-Qur’an adalah bunga dalam transaksi jual-beli uang, bukan bunga bank dari menyewakan atau meminjamkan uang.
Sementara di bidang pendidikan, kaum modernis menuntut kebebasan pendidikan dan mimbar akademik dengan memasukkan materi-materi filsafat, logika dan pengetahuan Barat lainnya. Sisi lain, kaum tradisionalis yang takut erosi terhadap identitas Islam karena pengaruh ilmu-ilmu Barat cenderung mempertahankan sistem pendidikan madrasah. Disini kaum nasionalis lebih berkeinginan membangun sistem pendidikan yang berakar dari nilai-nilai kultural yang asli dari bangsa Turki.
Khusus mengenai masalah perempuan, kalangan modernis menyerukan ide-ide persamaan hal termasuk menyerang “kerudung” sebagai simbol yang memasung perempuan. Pemahaman ini jelas ditentang keras oleh kalangan tradisionalis. Adapun kaum nasionalis tampaknya berpihak pada pemikiran atas perlunya partisipasi publik bagi perempuan di bidang sosial maupun ekonomi. Soal poligami, kaum nasionalis menyerukan penghapusannya.

VI.  MUSTAFA KEMAL ATATURK
Daripada lebel seorang inspirator berdirinya republik Turki, Mustafa Kemal Ataturk sebenarnya lebih dikenal sebagai tokoh penggerak berdirinya sebuah rezim republik sekuler Turki. Dari perjuangannya lah, negara Turki yang pernah menjadi jantung pemerintahan imperium terakhir ummat Islam ini mampu berdiri kokoh sebagai sebuah negara merdeka yang berdiri dan diakui kedaulatannya secara internasional setelah Perang Dunia I.
Meski demikian, keberhasilan mendirikan sebuah negara Turki yang merdeka tidak serta merta menjadikan negara bekas pemerintahan dinasti Islam ini berubah seratus persen menjadi sekuler. Lika - liku gerakan pembaruan ( sekularisasi ) Turki yang dilakoni oleh Mustafa Kemal terekam dalam tindakan rezim pemerintahannya yang diktator. Sehingga, proses perubahan Turki menjadi sebuah negara yang bercorak modern adalah suatu metamorphosis yang sangat berbeda dari corak tradisi dan nilai-nilai budaya masyarakat Turki yang hampir seluruhnya Islam.
Gerakan pembaruan Turki Mustafa Kemal Ataturk dimulai dengan penghapusan Kesultanan Usmani pada tahun 1923 dan penghapusan khilafah pada tahun 1924. Lembaga wakaf dihapuskan dan dikuasakan kepada kantor urusan agama. Pada tahun 1925 beberapa thariqat sufi dinyatakan sebagai organisasi terlarang dan dihancurkan. Pada tahun 1927 pemakaian tarbus dilarang. Pada tahun 1928 diberlakukan tulisan latin menggantikan tulisan Arab, dan dimulai upaya memurnikan bahasa Turki dari muatan bahasa Arab dan Persi. Pada tahun 1935 seluruh warga Turki diharuskan menggunakan nama kecil sebagaimana berlaku pada pola nama Barat.
Sedangkan menurut Ajid Thohir, gerakan pembaruan Turki Mustafa Kemal tergambar dalam ideologi kemalisme yang mencakup prinsip-prinsip : republikanisme, nasionalisme, populisme, etatisme, sekularisme, dan revolusionisme. Dalam lapangan agama, Mustafa Kemal membuat sejumlah kebijakan, seperti pada tahun 1928, ia memperkenalkan bangku gereja serta jam kamar ke dalam mesjid. Orang shalat dengan menggunakan sepatunya, menggunakan bahasa Turki dalam sholatnya. Dan untuk membuat sholat di masjid itu indah, mudah untuk mendapat inspirasi dan memiliki nilai spiritual, maka mesjid perlu melatih para musikus. Kebutuhan ini penting bagi kaum modern dengan meletakkan alat musik barat ke dalam mesjid.
Berikut beberapa kebijakan yang dibuat dalam undang-undang pada era rezim Mustafa Kemal adalah :
  1. Undang - undang tentang unifikasi dan sekularisasi pendidikan, tanggal 3 Maret 1924;
  2. Undang - undang tentang kopiyah, tanggal 1925;
  3. Undang - undang tentang pemberhentian petugas jemaah dan makam, penghapusan lembaga pemakaman, tanggal 30 November 1925;
  4. Peraturan sipil tentang perkawinan, tanggal 17 Februari 1926;
  5. Undang - undang penggunaan huruf latin untuk abjad Turki dan penghapusan tulisan Arab, tanggal 1 November 1928; dan
  6. Undang - undang tentang larangan menggunakan pakaian asli, tanggal 1934.

Pada Maret 1924 terjadilah penghapusan wilayah. Karena tidak puas Ataturk melanjutkan wasiat majikannya. Maka pada tahun 1925 keluarlah peraturan yang melarang berbusana islami bagi laki-laki dan perempuan, merubah salam “assalamu’alaikum” dengan anggukan kepala.
Pada tahun 1928 keluar keputusan tentang penghapusan pelajaran agama, merubah bacaan al-qur’an dan azan dengan bahasa Turki, mengganti huruf arab dengan latin, menyamakan hak waris antara laki-laki dengan wanita. Selain itu ada pula beberapa pembaharuan yang ia lakukan diantaranya :
·         Membolehkan lelaki memakai celana panjang dengan syarat pakai tie dan topi (sesuai dengan kehendak barat) .
·         Beliau pernah menegaskan bahwa “negara tidak akan maju kalau rakyatnya tidak cenderung kepada pakaian modern”
·         Mengarahkan Al-Quran dicetak dalam bahasa Turki .
·         Menukar azan ke dalam bahasa Turki. Bahasa Turki sendiri diubah dengan membuang unsur-unsur Arab dan Parsi.
·         Satu ucapan beliau di bandar Belikesir di mana beliau dengan terang-terangannya mengatakan bahawa agama harus dipisahkan dengan urusan harian dan perlu dihapuskan untuk kemajuan.
·         Agama Islam juga di buang sebagai Agama resmi negara.
·         Mengubah undang-undang perkahwinan berdaftar berdasarkan undang-undang barat.
·         Menukar Masjid Ayasophia kepada museum, ada sebagian masjid dijadikan gereja.
·         Membatalkan undang-undang waris,faraid secara Islam .
·         Menghapus penggunaan kalendar Islam dan menukarkan huruf Arab kepada huruf Latin.
Selain itu, banyak juga pembaharuan yang dilakukan oleh Mustafa Kamal dalam menjalankan pemerintahan di Turki, antara lain seperti dalam sidang Majlis Agung Nasional tahun 1920, ia menjadi Ketia Majlis dan hasil dari sidang tersebut antara lain :
Kekuasaan tertinggi terletak ditangan rakyat Turki.
Majlis Agung nasional merupakan perwakilan rakyat tertinggi.
Majlis Agung Nasional berfungsi sebagai badan legislative dan eksekutif.
Majlis Negara yang anggotanya dipilih dari Majlis Nasional Agung akan menjalankan tugas pemerintahan.
Tanggal 29 November 1923, ia dipilih parlemen sebagai presiden pertama Turki. Namun ambisinya untuk membubarkan khilafah yang telah terkorupsi terintangi. Ia dianggap murtad, dan rakyat mendukung Sultan Abdul Mejid II, serta berusaha mengembalikan kekuasaannya. Ancaman ini tak menyurutkan langkah Mustafa Kemal Pasha. Malahan, ia menyerang balik dengan taktik politik dan pemikirannya yang menyebut bahwa penentang sistem republik ialah pengkhianat bangsa dan ia melakukan teror untuk mempertahankan sistem pemerintahannya. Kholifah digambarkan sebagai sekutu asing yang harus dienyahkan. Setelah suasana negara kondusif, Mustafa Kemal Pasha mengadakan sidang Dewan Perwakilan Nasional. Tepat 3 Maret 1924 M, ia memecat kholifah, membubarkan sistem khilafah, dan menghapuskan sistem Islam dari negara. Hal ini dianggap sebagai titik klimaks revolusi Mustafa Kemal Pasha.
Gerakan sekularisasi Turki oleh rezim Mustafa Kemal berakhir seiring dengan wafatnya Mustafa Kemal pada tahun 1938. Sungguhpun demikian, sepeninggal Mustafa Kemal Ataturk, posisi presiden Turki digantikan oleh Ismet Inonu, seorang kolega yang sangat setia kepadanya. Dengan demikian, proses sekukarisasi terus berjalan di Turki. Hanya saja, pergantian tampuk pimpinan dalam rezim pemerintahan ini memberikan peluang bagi konsepsi sistem politik baru bagi negara Turki. Konsepsi politik baru ini terjadi setelah Perang Dunia II, khususnya pada tahun 1946, yang atas campur tangan pemerintah Amerika Serikat ketika itu yang berusaha mengurangi pengaruh sistem paternalistik dan lebih cenderung menginginkan sistem multi partai. Kondisi ini membuka jalan bagi terbentuknya partai Demokrat ( Democrat Party ) di Republik Turki.
Dalam sistem politik multi partai inilah, akhirnya pengaruh Partai Republik yang pernah dipimpin oleh Mustafa Kemal, cenderung berkurang. Kecenderungan apresiasi masyarakat Turki terhadap Partai Demokrat lebih didasarkan oleh sikap politik partai ini yang mengusung opini tentang orientasi keagamaan baru yang berbeda daripada orientasi keagamaan di masa rezim Mustafa Kemal bersama Partai Republik-nya.
Mustapa Kamal merupakan salah satu tokoh pembaharu dan pemikir di Turki. Memulai karir dibidang militer sampia akhirnya ia terjun di kancah politik dengan mengusung Gerakan Nasionalisme dan Westernisme. Tujuan utamanya ialah untuk merubah wajah Turki kepada kemodern-an seperti Bangsa Barat. Hal ini ia lakukan ketika ia memulai karir di kancah politik, sampai membentuk parlemen dan terpilih menjadi Presiden Turki yang pertama. Ada banyak sekali pembaharuan yang telah dilakukan oleh Mustapa Kamal attaturk dalam merubah Turki dari system pemerintahan Kerajaan kepada Turki modern yang bersiste Republik. Selain itu, beliau juga banyak menghasilkan pemikiran-pemikiran yang diadopsi dari pemikiran Nasionalisme arab dan pemikiran Barat untuk meruibah wajah Turki menjadi modern dan maju.

KESIMPULAN
Kesadaran akan kelemahan dan kemunduran ummat Islam timbul pada diri peminpin-pemimpin setelah adanya kontak langsung dengan Barat di abad ke-18 dan abad ke-19 yang lalu. Adanya kontak itu membuat mereka membandingkan antara dunia Islam yang sedang menurun dengan dunia Barat yang sedang menaik. Keadaan ini membuat pemimpin menyelidiki sebab-sebab kemunduran dan kelemahan umat muslim dan selanjutnya memikirkan jalan yang ditempuh untuk mencapai kemajuan dan kebahagiaan.
Sebab terpenting kemunduran adalah Islam yang dianut dan diamalkan umat bukan lagi islam yang sebenarnya. Ke dalam Islam telah masuk ajaran dan praktik yang berasal dari luar. Bid’ah yang tidak menguntungkan telah banyak masuk dalam Islam. Sehingga untuk keluar dari keterpurukan dan kelemahan Islam adalah kembali kepada ajara Al-Quran dan As-Sunnah yang benar seperti pada zaman Rasulullah SAW.

DAFTAR PUSTAKA

Dhabith Tarki Sabiq. 2008. Kamal Attaturk, Pengusung Sekularisme dan Penghancur Khilafah Islamiyah. Senayan Publishing. Jakarta.
Dr. Badri Yatim, MA. Sejarah Peradaban Islam. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 1993.
http://www.muslim-power. catch.com/mustafa_kamal.htm
http://www.sinaimesir.com/pilih=lihat&id=72
http://en.wikipedia.org/wiki/Ottoman_Empire
http://madufm.multiply.com/journal/item/RUNTUHNYA_KILAFAH_ISLAM_OLEH_MUSTOFA_KEMAL_FASA
Syekh Taqiyuddin An-Nabhani. Nidlamul Hukmi Fil Islami. Terjemahan Drs. Muhammad Maghfur Wahid. Penerbit Darul Umat.
www.khilafah.net
Nasution, Harun. 1975. Pembaharuan dalam Islam Sejarah Pemikiran dan gerakan. Jakarta: Bulan Bintang.


TUGAS KULIAH Makul Kemuhammadiyahan----FH UMY

1.      Risma Puspa Respati            (20100610007)
2.      Kurnia Siwi Hastuti               (20100610034)
3.      Melda Meilani Sahubawa     (20100610044)
4.      Gunadi                                 (20100610003)
28 Februari 2011

Tidak ada komentar: